Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2015

KITAB MENJELASKAN HUKUM-HUKUM THAHARAH

Gambar
KITAB MENJELASKAN HUKUM-HUKUM THAHARAH ﻭَﺍﻟْﻜِﺘَﺎﺏُ ﻟُﻐَﺔً ﻣَﺼْﺪَﺭٌ ﺑِﻤَﻌْﻨَﻰ ﺍﻟﻀَّﻢِّ ﻭَﺍﻟْﺠَﻤْﻊِ ﻭَﺍﺻْﻄِﻠَﺎﺣًﺎ ﺍﺳْﻢٌ ﻟِﺠِﻨْﺲٍ ﻣِﻦْ ﺍﻟْﺄَﺣْﻜَﺎﻡِ “Kitab” secara bahasa adalah bentuk kalimat masdar yang bermakna mengumpulkan. Sedangkan secara istilah adalah nama suatu jenis dari beberapa hukum. ﺃَﻣَّﺎ ﺍﻟْﺒَﺎﺏُ ﻓَﺎﺳْﻢٌ ﻟِﻨَﻮْﻉٍ ﻣِﻤَّﺎ ﺩَﺧَﻞَ ﺗَﺤْﺖَ ﺫَﻟِﻚَ ﺍﻟْﺠِﻨْﺲِ Adapun “bab” adalah nama bagi satu macam yang masuk di bawah cakupan jenis hukum tersebut. Definisi Thaharah ﻭَﺍﻟﻄَّﻬَﺎﺭَﺓُ ﺑِﻔَﺘْﺢِ ﺍﻟﻄَّﺎﺀِ ﻟُﻐَﺔً ﺍﻟﻨَّﻈَﺎﻓَﺔُ ﻭَﺃَﻣَّﺎ ﺷَﺮْﻋًﺎ ﻓَﻔِﻴْﻬَﺎ ﺗَﻔَﺎﺳِﻴْﺮُ ﻛَﺜِﻴْﺮَﺓٌ Lafahz “ath thaharah” dengan dibaca fathah huruf tha’nya, secara bahasa bermakna bersih. Adapun secara syara’, maka terdapat definisi yang cukup banyak di dalam menjelaskan arti lafadz “ath thaharah”. ﻣِﻨْﻬَﺎ ﻗَﻮْﻟُﻬُﻢْ ﻓِﻌْﻞُ ﻣَﺎ ﺗُﺴْﺘَﺒَﺎﺡُ ﺑِﻪِ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓُ ﺃَﻱْ ﻣِﻦْ ﻭُﺿُﻮْﺀٍ ﻭَﻏُﺴْﻞٍ ﻭَﺗَﻴَﻤُّﻢٍ ﻭَﺇِﺯَﺍﻟَﺔُ ﻧَﺠَﺎﺳَﺔٍ Diantara defisininya adalah ungkapan ulama’, “-thaharah- adalah melakukan sesuatu yang menjadi seb

BAB DIBAGH MENYAMAK KULIT

Gambar
BAB DIBAGH MENYAMAK KULIT ‏( ﻓَﺼْﻞٌ ‏) ﻓِﻲْ ﺫِﻛْﺮِ ﺷَﻴْﺊٍ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺄَﻋْﻴَﺎﻥِ ﺍﻟْﻤُﺘَﻨَﺠِّﺴَﺔِ ﻭَﻣَﺎ ﻳَﻄْﻬُﺮُ ﻣِﻨْﻬَﺎ ﺑِﺎﻟﺪِّﺑَﺎﻍِ ﻭَﻣَﺎﻟَﺎﻳَﻄْﻬُﺮُ (Fasal) menjelaskan tentang barang-barang najis, barang-barang najis yang bisa suci dengan cara di- samak dan yang tidak bisa suci (dengan cara di- samak ). ‏( ﻭَﺟُﻠُﻮْﺩُ ﺍﻟْﻤَﻴْﺘَﺔِ ‏) ﻛُﻠِّﻬَﺎ ‏( ﺗَﻄْﻬُﺮُ ﺑِﺎﻟﺪِّﺑَﺎﻍِ ‏) ﺳَﻮَﺍﺀٌ ﻓِﻲْ ﺫَﻟِﻚَ ﻣَﻴْﺘَﺔُ ﻣَﺄْﻛُﻮْﻝِ ﺍﻟﻠَّﺤْﻢِ ﻭَﻏَﻴْﺮِﻩِ Kulit bangkai semuanya bisa suci dengan cara di- samak . Dalam hal itu baik bangkai binatang yang halal dimakan dan yang tidak halal dimakan. Tata Cara Menyamak ﻭَﻛَﻴْﻔِﻴَّﺔُ ﺍﻟﺪَّﺑْﻎِ ﺃَﻥْ ﻳَﻨْﺰِﻉَ ﻓُﻀُﻮْﻝَ ﺍﻟْﺠِﻠْﺪِ ﻣِﻤَّﺎ ﻳُﻌَﻔِّﻨُﻪُ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺪَّﻡِ ﻭَﻧَﺤْﻮِﻩِ ﺑِﺸَﻴْﺊٍ ﺣِﺮِّﻳْﻒٍ ﻛَﻌَﻔْﺺٍ ﻭَﻟَﻮْﻛَﺎﻥَ ﺍﻟْﺤِﺮِّﻳْﻒُ ﻧَﺠِﺴًﺎ ﻛَﺬَﺭْﻕِ ﺣَﻤَﺎﻡٍ ﻛَﻔَﻰ ﻓِﻲ ﺍﻟﺪَّﺑْﻎِ Tata cara menyamak adalah menghilangkan fudlulul (hal-hal yang melekat) kulit yang bisa membuat busuk yaitu berupa darah dan sesamanya, dengan menggunakan barang yang asam / pahit seperti tanaman afshin [1] . J

BAB PERABOT EMAS DAN PERAK

Gambar
BAB PERABOT EMAS DAN PERAK (Fasal) menjelaskan wadah-wadah yang haram dipergunakan dan yang boleh dipergunakan. ‏( ﻓَﺼْﻞٌ ‏) ﻓِﻲْ ﺑَﻴَﺎﻥِ ﻣَﺎ ﻳَﺤْﺮُﻡُ ﺍﺳْﺘِﻌْﻤَﺎﻟُﻪُ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺄَﻭَﺍﻧِﻲْ ﻭَﻣَﺎ ﻳَﺠُﻮْﺯُ Mushannif mengawali dengan yang pertama (yang haram dipergunakan). Beliau berkata, “selain keadaan darurat, tidak diperkenankan bagi laki-laki dan perempuan untuk menggunakan sesuatu dari wadah-wadah yang terbuat dari emas dan perak. Tidak untuk makan, minum dan selain keduanya.” ﻭَﺑَﺪَﺃَ ﺑِﺎﻟْﺄَﻭَّﻝِ ﻓَﻘَﺎﻝَ ‏( ﻭَﻟَﺎ ﻳَﺠُﻮْﺯُ ‏) ﻓِﻲْ ﻏَﻴْﺮِ ﺿَﺮُﻭْﺭَﺓٍ ﻟِﺮَﺟُﻞٍ ﺃَﻭْ ﺍﻣْﺮَﺃَﺓٍ ‏( ﺍﺳْﺘِﻌْﻤَﺎﻝُ ‏) ﺷَﻴْﺊٍ ﻣِﻦْ ‏( ﺃَﻭَﺍﻧِﻲ ﺍﻟﺬَّﻫِﺐِ ﻭَﺍﻟْﻔِﻀَّﺔِ ‏) ﻟَﺎ ﻓِﻲْ ﺃَﻛْﻞٍ ﻭَﻟَﺎﻓِﻲْ ﺷُﺮْﺏٍ ﻭَﻟَﺎﻏَﻴْﺮِﻫِﻤَﺎ Sebagaimana haram menggunakan barang-barang yang telah disebutkan di atas, begitu juga haram menyimpannya tanpa digunakan menurut pendapat al ashah . ﻭَﻛَﻤَﺎ ﻳَﺤْﺮُﻡُ ﺍﺳْﺘِﻌْﻤَﺎﻝُ ﻣَﺎ ﺫُﻛِﺮَ , ﻳَﺤْﺮُﻡُ ﺍﺗِّﺨَﺎﺫُﻩُ ﻣِﻦْ ﻏَﻴْﺮِ ﺍﺳْﺘِﻌْﻤَﺎﻝٍ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺄَﺻَﺢِّ Penyepuhan Dan juga haram menggunakan wadah yang

BAB SIWAK

Gambar
BAB SIWAK (Fasal) menjelaskan tentang menggunakan alat siwak. Bersiwak termasuk salah satu kesunnahan wudu’. ‏( ﻓَﺼْﻞٌ ‏) ﻓِﻲ ﺍﺳْﺘِﻌْﻤَﺎﻝِ ﺁﻟَﺔِ ﺍﻟﺴَّﻮَﺍﻙِ , ﻭَﻫُﻮَ ﻣِﻦْ ﺳُﻨَﻦِ ﺍﻟْﻮُﺿُﻮْﺀِ Siwak juga diungkapan untuk barang yang digunakan bersiwak, yaitu kayu arak dan sesamanya. ﻭَﻳُﻄْﻠَﻖُ ﺍﻟﺴِّﻮَﺍﻙُ ﺃْﻳﻀًﺎ ﻋَﻠَﻰ ﻣَﺎ ﻳُﺴْﺘَﺎﻙُ ﺑِﻪِ ﻣِﻦْ ﺃَﺭَﺍﻙٍ ﻭَﻧَﺤْﻮِﻩِ Hukum Bersiwak Siwak disunnahkan pada semua keadaan. ‏( ﻭَﺍﻟﺴِّﻮَﺍﻙُ ﻣُﺴْﺘَﺤَﺐٌّ ﻓِﻲْ ﻛُﻞِّ ﺣَﺎﻝٍ ‏) Siwak tidak dimakruhkan tanzih kecuali setelah tergelincirnya matahari bagi orang yang berpuasa, baik puasa fardlu atau sunnah. ﻭَﻟَﺎ ﻳُﻜْﺮَﻩُ ﺗَﻨْﺰِﻳْﻬًﺎ ‏( ﺇَﻟَّﺎ ﺑَﻌْﺪَ ﺍﻟﺰَّﻭَﺍﻝِ ﻟِﻠﺼَّﺎﺋِﻢِ ‏) ﻓَﺮْﺿًﺎ ﺃَﻭْ ﻧَﻔْﻠًﺎ Hukum makruh tersebut menjadi hilang dengan terbenamnya matahari. Namun imam an Nawawi lebih memilih hukum tidak makruh secara mutlak. ﻭَﺗَﺰُﻭْﻝُ ﺍﻟْﻜَﺮَﺍﻫَﺔُ ﺑِﻐَﺮُﻭْﺏِ ﺍﻟﺸَّﻤْﺲِ ﻭَﺍﺧْﺘَﺎﺭَ ﺍﻟﻨَّﻮَﻭِﻱُّ ﻋَﺪَﻡَ ﺍﻟْﻜَﺮَﺍﻫَﺔِ ﻣُﻄْﻠَﻘًﺎ Tempat-Tempat Yang Sangat Disunnahkan Untuk Bersiwak Siwak di dalam tiga tempat hukumnya

BAB WUDLU

Gambar
BAB WUDLU’ (Fasal) menjelaskan wardlu-wardlu wudlu’. ‏( ﻓَﺼْﻞٌ ‏) ﻓَﻲْ ﻓُﺮُﻭْﺽِ ﺍﻟْﻮُﺿُﻮْﺀِ Lafadz “al wudlu’” dengan terbaca dlammah huruf waunya, menurut pendapat yang paling masyhur adalah nama pekerjaannya. Dan dengan terbaca fathah huruf wa’unya “al wadlu’” adalah nama barang yang digunakan untuk melakukan wudlu’. ﻭَﻫُﻮَ ﺑِﻀَﻢِّ ﺍﻟْﻮَﺍﻭِ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺄْﺷْﻬَﺮِ ﺍﺳْﻢٌ ﻟِﻠْﻔِﻌْﻞِ , ﻭَﻫُﻮَ ﺍﻟْﻤُﺮَﺍﺩُ ﻫُﻨَّﺎ , ﻭَﺑِﻔَﺘْﺢِ ﺍﻟْﻮَﺍﻭِ ﺍﺳْﻢٌ ﻟِﻤَﺎ ﻳُﺘَﻮَﺿَّﺄُ ﺑِﻪِ Lafadz yang pertama (al wudlu’) mencakup beberapa fardlu dan beberapa kesunnahan. ﻭَﻳَﺸْﺘَﻤِﻞُ ﺍﻟْﺄَﻭَّﻝُ ﻋَﻠَﻰ ﻓُﺮُﻭْﺽٍ ﻭَﺳُﻨَﻦٍ Fardlunya wudlu’ Mushannif menyebutkan fardlu-fardlunya wudlu’ di dalam perkatan beliau, “fardlunya wudlu’ ada enam perkara.” ﻭَﺫَﻛَﺮَ ﺍﻟْﻤُﺼَﻨِّﻒُ ﺍﻟْﻔُﺮُﻭْﺽَ ﻓِﻲْ ﻗَﻮْﻟِﻪِ ‏( ﻭَﻓُﺮُﻭْﺽُ ﺍﻟْﻮُﺿُﻮْﺀِ ﺳِﺘَّﺔُ ﺃَﺷْﻴَﺎﺀَ ‏) Niat wudlu’ Pertama adalah niat. Hakikat niat secara syara’ adalah menyengaja sesuatu besertaan dengan melakukannya. Jika melakukannya lebih akhir dari pada kesengajaannya, maka disebut ‘azm .

BAB ISTINJA

Gambar
BAB ISTINJA’ Istinja’ dengan Air atau Batu (Fasal) menjelaskan tentang istinja’ dan etika-etika orang yang buang hajat. ‏( ﻓَﺼْﻞٌ ‏) ﻓِﻲ ﺍﻟْﺎِﺳْﺘِﻨْﺠَﺎﺀِ ﻭِﺁﺩَﺍﺏِ ﻗَﺎﺿِﻲ ﺍﻟْﺤَﺎﺟَﺔِ . Istinja’, yang diambil dari kata “ najautus syai’a ai qhatha’tuhu” (aku memutus sesuatu) karena seakan-akan orang yang melakukan istinja’ telah memutus kotoran dari dirinya dengan istinja’ tersebut, hukumnya adalah wajib dilakukan sebab keluarnya air kencing atau air besar dengan menggunakan air atau batu dan barang-barang yang semakna dengan batu, yaitu setiap benda padat yang suci, bisa menghilangkan kotoran dan tidak dimuliakan oleh syareat. ‏( ﻭَﺍﻟْﺎِﺳْﺘِﻨْﺠَﺎﺀُ ‏) ﻭَﻫُﻮَ ﻣِﻦْ ﻧَﺠَﻮْﺕُ ﺍﻟﺸَّﻴِﺊَ ﺃَﻱْ ﻗَﻄَﻌْﺘُﻪُ ﻓَﻜَﺄَﻥَّ ﺍﻟْﻤُﺴْﺘَﻨْﺠِﻲَ ﻳَﻘْﻄَﻊُ ﺑِﻪِ ﺍﻟْﺂﺫَﻯ ﻋَﻦْ ﻧَﻔْﺴِﻪِ ‏( ﻭَﺍﺟِﺐٌ ﻣِﻦْ ‏) ﺧُﺮُﻭْﺝِ ‏( ﺍﻟْﺒَﻮْﻝِ ﻭَﺍﻟْﻐَﺎﺋِﻂِ ‏) ﺑِﺎﻟْﻤَﺎﺀِ ﺃَﻭِ ﺍﻟْﺤَﺠَﺮِ ﻭَﻣَﺎ ﻓِﻲْ ﻣَﻌْﻨَﺎﻩُ ﻣِﻦْ ﻛُﻞِّ ﺟَﺎﻣِﺪٍ ﻃَﺎﻫِﺮٍ ﻗَﺎﻟِﻊٍ ﻏَﻴْﺮِ ﻣُﺤْﺘَﺮَﻡٍ . Akan tetapi yang lebih utama adalah pertama istinja’ dengan batu, kemudian